Minggu, 02 April 2017

Mabni dan mu'rob

Mabni dan Mu'rob
Menurut perubahan harokat akhirnya, kata dalam bahasa Arab terbagi menjadi 2, yaitu Mabni dan Mu'rob.
Mabni adalah kata yang harokat akhirnya tetap tidak berubah walaupun posisi kata tersebut berubah dalam kalimat. Ketika berkedudukan majrur, marfu', ataupun manshub harokat akhir kata tersebut tetap dan tidak berubah.
Perhatikan contoh berikut:

Kata yang berwarna tersebut tidak berubah meskipun kedudukannya dalam kalimat berbeda. Inilah yang disebut kata Mabni.
 
Lain halnya jika anda perhatikan contoh di bawah ini:

Harokat akhir dari kata yang berwarna berubah-ubah bukan? inilah yang disebut kata Mu'rob.

Idhofah

Idhofah
Idhofah atau sering juga disebut Mudhaf - Mudhaf Ilaih adalah menyandarkan satu kata kepada kata lainnya. Struktur Idhofah terdiri dari dua bagian, yaitu Mudhaf dan Mudhaf Ilaih. Lihat contoh berikut:
مَكْتَبُ مُجَمَّدٍ
غُرْفَةُ الضُيَوْفِ
Kata maktabu pada contoh pertama berposisi sebagai Mudhof, sedangkan kataMuhammadin adalah Mudhaf ilaih, Sehingga artinya adalah Bukunya Muhammad.
Sedangkan pada contoh kedua, kata Ghurfatu adalah Mudhaf, sedangkan kata Dhuyufi adalah Mudhaf Ilaih sehingga artinya adalah Ruang tamu.
 
Berikut adalah aturan yang berlaku pada struktur Idhofah:
Mudhaf tidak boleh diawali Alim Lam
Kedudukan Mudhaf adalah Marfuk
Mudhaf ilaih berkedudukan Majrur
Mudhaf Ilaih boleh diawali alif lam atau tidak
 
Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat
 
 

Inna wa akhwatuha

Inna Wa Akhwatuha
Inna Wa Akhwatuha jika diterjemahkan ke dalam Bahasa kita adalah Inna dan saudara-saudaranya. Judul ini mirip dengan artikel sebelumnya, Kaana Wa Akhwatuha. Inna mempunyai "saudara" sebanyak 5. langsung kita lihat saja Inna Wa Akhwatuha:
Arti Cara Membaca Inna dan Saudaranya
Sesungguhnya Inna إِنَّ
Sesungguhnya Anna أَنَّ
Seperti Ka anna كَأَنَّ
Tetapi Lakinna لَكِنَّ
Terlambat Laita لَيْتَ
Supaya La'alla لَعَلَّ
 
Aturan dalam menggunakan Inna wa akhwatuha:
INNA WA AKHWATUHA MEMBUAT MANSHUB ISIM SETELAHNYA DAN MEMBUAT MARFU' ISIM KEDUA SETELAHNYA (KHOBARNYA)
Dapat Anda lihat pada contoh berikut:

Kaana wa akhwatuha

Kaana wa Akhwatuha
Bab ini saya beri judul Kaana Wa Akhwatuha, sesuai istilah bahasa Arabnya karena saya cukup kesulitan untuk mencari terjemahan yang sesuai untuk kata tersebut. Apabila kita artikan secara bahasa kata "Kaana wa akhwatuha" artinya adalah "Kaana dan Saudara-saudaranya". Saya merasa agak aneh bila Bab ini saya beri judul "Kaana dan saudara-saudaranya" karena kata "saudara" dalam persepsi kita cenderung digunakan untuk manusia. Oleh karena itu artikel ini saya beri judul Kaana wa akhwatuha.
Kaana mempunyai "saudara" sebanyak 8 saudara, berikut adalah Kaana dan saudara-saudaranya:
Cara melafalkan Kaana dan Saudara Kaana No
Kaana كَانَ 1
Shooro صَارَ 2
Laisa لَيْسَ 3
Ashbaha أَصْبَحَ 4
Amsa أَمْسَى 5
Adhaa أَضْحَى 6
dholla ظَلَّ 7
baata بَاتَ 8
 
Aturan dalam Kaana wa akhwatuha adalah :
MEMBUAT MARRFU' ISIM PERTAMA SETELAHNYA DAN MEMBUAT MANSHUB ISIM KEDUA (KHOBARNYA)
Contohnya adalah:
كَانَ وَلَدٌ نَائِمًا
صَارَ الثَوْبُ قَصِيْرًا
لَيْسَ الخَادِمُ قَوِيًّا

Amil jawazim

Amil Jawazim
Pada Bab sebelumnya kita telah belajar Hal-hal yang membuat fi'il mudhari' menjadi Manshub. Pada artikel ini kita akan belajar tentang beberapa huruf yang menyebabkan fi'il mudhari' menjadi majzum. Apa itu MAJZUM? Majzum adalah sebuah posisi fi'il mudhari' yang salah satu tandanya adalah Sukun pada harokat huruf terakhirnya, mengenai tanda Jazm selengkapnya akan kita bahas pada Bab tersendiri.
Ada Tiga huruf, yang disebut Amil Jawazim, yang apabila Fi'il Mudhari' di dahului oleh salah satu dari tiga huruf ini maka fi'il mudhari' akan menjadi Majzum. Tiga huruf tersebut adalah:
Keterangan 'Amil Jawazim
Laa yang digunakan untuk melarang. Dalam bahasa Indonesia lebih tepat diartikan “jangan” لَا (النَّهِيَةُ)
Artinya “belum” لَمْ
Artinya “Jika” إِنْ
 
Jadi, jika fi'il mudhari' didahului oleh salah satu dari huruf di atas, maka Fi'il Mudhari' akan menjadi Majzum. Secara lengkap perubahan fi'il mudhari' majzum dapat Anda lihat pada tabel berikut:

Keterangan tambahan:
لا dan لَمْ memajzumkan 1 Fi'il, contoh : jangan duduk = لاَ تَجْلِسْ
إِنْ berfungsi memajzumkan 2 Fi'il, Contoh: إِنْ تَزْرَعْ تَحصُدْ

Amil nawashib

Amil Nawashib
Fi’il Mudhari’ adalah kata kerja dalam Bahasa Arab yang digunakan untuk menunjukkan pekerjaan yang SEDANG atau AKAN dikerjakan. Kedudukan normal fi’il mudhari’ adalah marfu’, apa itu marfu’? Marfu’ adalah kedudukan suatu fi’il yang ditandai dengan beberapa hal, diantaranya adalah berharokat Dhommah pada huruf terakhir Fi’il Mudhari’. Mengenai tanda-tanda marfu’ selengkapnya akan kita bahas pada artikel yang lain. Jadi, contoh fi’il mudhari’ yang marfu’ adalah.

Jika Anda perhatikan harokat dari huruf terakhir (warna merah) adalah Dhommah (u).
Nah, pada Bab kali ini saya akan membahas beberapa hal yang menyebabkan kedudukan Fi’il  Mudhari’ adalah MANSHUB. Apa itu manshub?
 
Salah satu tanda nashab fi’il mudhari’ adalah harokat akhirnya berubah menjadi FATHAH.
Ada Empat Huruf yang menyebabkan fi’il mudhari’ menjadi Manshub yaitu:
أَنْ لَنْ إِذًا كَى
An (akan) Lan (tidak akan) Idhan (jadi) Kay (supaya)
 
Apabila Fi’il Mudhari’ didahului empat huruf tersebut maka kedudukannya menjadi MANSHUB. Lihat table berikut:

 
Demikian semoga bisa dipahami. Ada beberapa huruf lagi yang menyebabkan Fi’il Mudhari menjadi Manshub selain empat di atas. Akan tetapi beberapa huruf tersebut menjadikan fi’il mudhari manshub karena ada huruf An yang tidak tampak. Akan saya uraikan pada judul Huruf yang menyebabkan Fi’il Mudhari’ Manshub karena ada An yang tidak terlihat. Ditunggu ya..

Maf'ul bih

Maf'ul Bih
Maf'ul Bih adalah kata benda yang dikenai suatu pekerjaan, atau sering kita sebut "obyek". Dalam kitab Nahwu Wadhih pengertian Maf'ul Bih adalah:
الْمَفْعُوْلُ بِهِ اِسْمٌ مَنْصُوْبٌ وَقَعَ عَلَيْهِ فِعْلُ الْفَاعِلِ
Maf'ul Bih adalah Isim Mansub yang menjadi obyek pekerjaan yang dilakukan Pelaku
 
Jadi Maf'ul Bih adalah "yang dikenai" pekerjaan. Lihat kalimat berikut:
حَسَن يَكْتُبُ الرِّسَالَةَ
Hasan menulis surat
 
Mana Maf'ul Bih nya? Maf'ul Bihnya adalah الرِّسَالَةَ  , Sedangkan Pelakunya adalah حَسَن , dan pekerjaannya adalah يَكْتُبُ.
Maksudnya MANSUB apa? Mengenai hal ini akan kita bahas dalam artikel yang lain. Tetapi sebagai gambaran awal, diantara tanda MANSUB adalah berharokat Fathah. Lihat kembali contoh di atas, الرِّسَالَةَ berharokat fathah bukan?
Anda tidak boleh menulisnya الرِّسَالَةُ
 
 
Aplikasi ini saya buat dengan sepenuh hati untuk membantu teman-teman yang memiliki keinginan untuk memperlajari bahasa Arab, khususnya untuk murid-murid saya dan juga sepupu tercinta "Raffika Rahma". semoga dapat bermanfaat. amin.