Minggu, 02 April 2017

Mabni dan mu'rob

Mabni dan Mu'rob
Menurut perubahan harokat akhirnya, kata dalam bahasa Arab terbagi menjadi 2, yaitu Mabni dan Mu'rob.
Mabni adalah kata yang harokat akhirnya tetap tidak berubah walaupun posisi kata tersebut berubah dalam kalimat. Ketika berkedudukan majrur, marfu', ataupun manshub harokat akhir kata tersebut tetap dan tidak berubah.
Perhatikan contoh berikut:

Kata yang berwarna tersebut tidak berubah meskipun kedudukannya dalam kalimat berbeda. Inilah yang disebut kata Mabni.
 
Lain halnya jika anda perhatikan contoh di bawah ini:

Harokat akhir dari kata yang berwarna berubah-ubah bukan? inilah yang disebut kata Mu'rob.

Idhofah

Idhofah
Idhofah atau sering juga disebut Mudhaf - Mudhaf Ilaih adalah menyandarkan satu kata kepada kata lainnya. Struktur Idhofah terdiri dari dua bagian, yaitu Mudhaf dan Mudhaf Ilaih. Lihat contoh berikut:
مَكْتَبُ مُجَمَّدٍ
غُرْفَةُ الضُيَوْفِ
Kata maktabu pada contoh pertama berposisi sebagai Mudhof, sedangkan kataMuhammadin adalah Mudhaf ilaih, Sehingga artinya adalah Bukunya Muhammad.
Sedangkan pada contoh kedua, kata Ghurfatu adalah Mudhaf, sedangkan kata Dhuyufi adalah Mudhaf Ilaih sehingga artinya adalah Ruang tamu.
 
Berikut adalah aturan yang berlaku pada struktur Idhofah:
Mudhaf tidak boleh diawali Alim Lam
Kedudukan Mudhaf adalah Marfuk
Mudhaf ilaih berkedudukan Majrur
Mudhaf Ilaih boleh diawali alif lam atau tidak
 
Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat
 
 

Inna wa akhwatuha

Inna Wa Akhwatuha
Inna Wa Akhwatuha jika diterjemahkan ke dalam Bahasa kita adalah Inna dan saudara-saudaranya. Judul ini mirip dengan artikel sebelumnya, Kaana Wa Akhwatuha. Inna mempunyai "saudara" sebanyak 5. langsung kita lihat saja Inna Wa Akhwatuha:
Arti Cara Membaca Inna dan Saudaranya
Sesungguhnya Inna إِنَّ
Sesungguhnya Anna أَنَّ
Seperti Ka anna كَأَنَّ
Tetapi Lakinna لَكِنَّ
Terlambat Laita لَيْتَ
Supaya La'alla لَعَلَّ
 
Aturan dalam menggunakan Inna wa akhwatuha:
INNA WA AKHWATUHA MEMBUAT MANSHUB ISIM SETELAHNYA DAN MEMBUAT MARFU' ISIM KEDUA SETELAHNYA (KHOBARNYA)
Dapat Anda lihat pada contoh berikut:

Kaana wa akhwatuha

Kaana wa Akhwatuha
Bab ini saya beri judul Kaana Wa Akhwatuha, sesuai istilah bahasa Arabnya karena saya cukup kesulitan untuk mencari terjemahan yang sesuai untuk kata tersebut. Apabila kita artikan secara bahasa kata "Kaana wa akhwatuha" artinya adalah "Kaana dan Saudara-saudaranya". Saya merasa agak aneh bila Bab ini saya beri judul "Kaana dan saudara-saudaranya" karena kata "saudara" dalam persepsi kita cenderung digunakan untuk manusia. Oleh karena itu artikel ini saya beri judul Kaana wa akhwatuha.
Kaana mempunyai "saudara" sebanyak 8 saudara, berikut adalah Kaana dan saudara-saudaranya:
Cara melafalkan Kaana dan Saudara Kaana No
Kaana كَانَ 1
Shooro صَارَ 2
Laisa لَيْسَ 3
Ashbaha أَصْبَحَ 4
Amsa أَمْسَى 5
Adhaa أَضْحَى 6
dholla ظَلَّ 7
baata بَاتَ 8
 
Aturan dalam Kaana wa akhwatuha adalah :
MEMBUAT MARRFU' ISIM PERTAMA SETELAHNYA DAN MEMBUAT MANSHUB ISIM KEDUA (KHOBARNYA)
Contohnya adalah:
كَانَ وَلَدٌ نَائِمًا
صَارَ الثَوْبُ قَصِيْرًا
لَيْسَ الخَادِمُ قَوِيًّا

Amil jawazim

Amil Jawazim
Pada Bab sebelumnya kita telah belajar Hal-hal yang membuat fi'il mudhari' menjadi Manshub. Pada artikel ini kita akan belajar tentang beberapa huruf yang menyebabkan fi'il mudhari' menjadi majzum. Apa itu MAJZUM? Majzum adalah sebuah posisi fi'il mudhari' yang salah satu tandanya adalah Sukun pada harokat huruf terakhirnya, mengenai tanda Jazm selengkapnya akan kita bahas pada Bab tersendiri.
Ada Tiga huruf, yang disebut Amil Jawazim, yang apabila Fi'il Mudhari' di dahului oleh salah satu dari tiga huruf ini maka fi'il mudhari' akan menjadi Majzum. Tiga huruf tersebut adalah:
Keterangan 'Amil Jawazim
Laa yang digunakan untuk melarang. Dalam bahasa Indonesia lebih tepat diartikan “jangan” لَا (النَّهِيَةُ)
Artinya “belum” لَمْ
Artinya “Jika” إِنْ
 
Jadi, jika fi'il mudhari' didahului oleh salah satu dari huruf di atas, maka Fi'il Mudhari' akan menjadi Majzum. Secara lengkap perubahan fi'il mudhari' majzum dapat Anda lihat pada tabel berikut:

Keterangan tambahan:
لا dan لَمْ memajzumkan 1 Fi'il, contoh : jangan duduk = لاَ تَجْلِسْ
إِنْ berfungsi memajzumkan 2 Fi'il, Contoh: إِنْ تَزْرَعْ تَحصُدْ

Amil nawashib

Amil Nawashib
Fi’il Mudhari’ adalah kata kerja dalam Bahasa Arab yang digunakan untuk menunjukkan pekerjaan yang SEDANG atau AKAN dikerjakan. Kedudukan normal fi’il mudhari’ adalah marfu’, apa itu marfu’? Marfu’ adalah kedudukan suatu fi’il yang ditandai dengan beberapa hal, diantaranya adalah berharokat Dhommah pada huruf terakhir Fi’il Mudhari’. Mengenai tanda-tanda marfu’ selengkapnya akan kita bahas pada artikel yang lain. Jadi, contoh fi’il mudhari’ yang marfu’ adalah.

Jika Anda perhatikan harokat dari huruf terakhir (warna merah) adalah Dhommah (u).
Nah, pada Bab kali ini saya akan membahas beberapa hal yang menyebabkan kedudukan Fi’il  Mudhari’ adalah MANSHUB. Apa itu manshub?
 
Salah satu tanda nashab fi’il mudhari’ adalah harokat akhirnya berubah menjadi FATHAH.
Ada Empat Huruf yang menyebabkan fi’il mudhari’ menjadi Manshub yaitu:
أَنْ لَنْ إِذًا كَى
An (akan) Lan (tidak akan) Idhan (jadi) Kay (supaya)
 
Apabila Fi’il Mudhari’ didahului empat huruf tersebut maka kedudukannya menjadi MANSHUB. Lihat table berikut:

 
Demikian semoga bisa dipahami. Ada beberapa huruf lagi yang menyebabkan Fi’il Mudhari menjadi Manshub selain empat di atas. Akan tetapi beberapa huruf tersebut menjadikan fi’il mudhari manshub karena ada huruf An yang tidak tampak. Akan saya uraikan pada judul Huruf yang menyebabkan Fi’il Mudhari’ Manshub karena ada An yang tidak terlihat. Ditunggu ya..

Maf'ul bih

Maf'ul Bih
Maf'ul Bih adalah kata benda yang dikenai suatu pekerjaan, atau sering kita sebut "obyek". Dalam kitab Nahwu Wadhih pengertian Maf'ul Bih adalah:
الْمَفْعُوْلُ بِهِ اِسْمٌ مَنْصُوْبٌ وَقَعَ عَلَيْهِ فِعْلُ الْفَاعِلِ
Maf'ul Bih adalah Isim Mansub yang menjadi obyek pekerjaan yang dilakukan Pelaku
 
Jadi Maf'ul Bih adalah "yang dikenai" pekerjaan. Lihat kalimat berikut:
حَسَن يَكْتُبُ الرِّسَالَةَ
Hasan menulis surat
 
Mana Maf'ul Bih nya? Maf'ul Bihnya adalah الرِّسَالَةَ  , Sedangkan Pelakunya adalah حَسَن , dan pekerjaannya adalah يَكْتُبُ.
Maksudnya MANSUB apa? Mengenai hal ini akan kita bahas dalam artikel yang lain. Tetapi sebagai gambaran awal, diantara tanda MANSUB adalah berharokat Fathah. Lihat kembali contoh di atas, الرِّسَالَةَ berharokat fathah bukan?
Anda tidak boleh menulisnya الرِّسَالَةُ
 
 
Aplikasi ini saya buat dengan sepenuh hati untuk membantu teman-teman yang memiliki keinginan untuk memperlajari bahasa Arab, khususnya untuk murid-murid saya dan juga sepupu tercinta "Raffika Rahma". semoga dapat bermanfaat. amin.

Fa'il

Fa'il
Fa'il adalah Isim (kata benda) yang terletak di belakang Fi'il (kata kerja) dan menunjukkan bahwa Isim tersebut yang melakukan pekerjaan. Lihat kalimat-kalimat berikut:

Kata yang berwarna biru menunjukkan pelaku yang melakukan "pekerjaan" dan terletak setelah Fi'il (yang berwarna hitam). Kata yang berwarna biru tersebut adalah FA'IL.
Akan tetapi bila kata yang berwarna biru terletak di depan Fi'il (kata kerja), maka bukan Fa'il. Akan tetapi Mubtada'. Jadi Fa'il hanya terletak setelah Fi'il.

Jumlah fi'liyah

Jumlah Fi'liyah
Jumlah Fi'liyah adalah kalimat dalam bahasa Arab yang terdiri dari Fi'il (Kata kerja) dan Fa'il (pelaku). Jumlah Fi'liyah sudah bisa dikatakan sebagai Jumlah Mufidah karena sudah menjelaskan maksud kalimat dengan penjelasan yang dapat difahami. Satu hal lagi, Jumlah Fi'liyah selalu diawali dengan Fi'il (Kata kerja) di awal kalimatnya. jadi, walaupun terdiri dari Fi'il dan Fa'il, jika yang menjadi awal kalimat bukan Fi'il maka bukan termasuk Jumlah Fi'liyah.
Berikut beberapa contoh Jumlah Fi'liyah beserta artinya:
ذَهَبَ مُحَمَّدٌ
Muhammad sudah pergi
 
غَسَلَتْ أُمِّى
Ibuku sudah mencuci
 
يَجْلِسُ حَسَنٌ
Hasan sedang duduk
 
يَكْتُبُ مُدَرِّسٌ
Pak guru sedang menulis
 
Begitu saja tentang Jumlah Fi'liyah. Mudah bukan?

Khobar

Khobar
Khobar adalah kata benda marfu' yang terletak setelah Mubtada' dan bersama dengan Mubtada' membentuk Jumlah Mufidah (Kalimat Sempurna). Dengan kata lain Jumlah Mufidah itu tersusun atas Mubtada' dan khobar. Fungsi khobar adalah untuk memberi "kabar" atau penjelasan dari Mubtada'. sebagai contoh perhatikan kalimat berikut:
البَيْتُ جَمِيْلٌ
Artinya Rumah itu bagus, Kata جَمِيْلٌ memberi keterangan kata sebelumnya. Jika hanya tertulis kata البَيْتُ saja yang artinya Rumah itu maka akan timbul pertanyaan : Rumah itu kenapa? sehingga kata جَمِيْلٌ dapat memberi kita pengertian yang sempurna bahwa rumah itu bagus.
Khobar selalu Marfu'. salah satu tanda Rafa' adalah berharokat Dhommah.

Mubtada

Mubtada'
Mubtada' adalah Setiap Isim (Kata Benda Bahasa Arab) yang terletak di awal kalimat.
Kaidahnya adalah sebagai berikut:
المُبْتَدَاءُ إِسْمٌ مَرْفُوْعٌ فِى أَوَّلِ الْجُمْلَةِ
Mubtada' adalah Isim Marfu' di awal kalimat
 
Setiap Isim (Kata Benda Bahasa Arab) yang berada di AWAL kalimat adalah Mubtada'. Sebagai contoh:
الكِتَابُ جَمِيْلٌ
Buku itu bagus
الفَصْلُ نَظِيْفٌ
Kelas itu bersih
 
Tebak mana Mubtada' dari dua kalimat di atas? ya betul sekali, Mubtada'nya adalah الكِتَابُ dan الفَصْلُ.
Apa itu MARFU'? Salah satu tanda Rafa' adalah berharokat Dhommah. Anda perhatikan kedua Mubtada' pada contoh di atas! Berharokat Dhommah bukan?

Jumlah ismiyah

Jumlah Ismiyah
Jumlah ismiyah adalah kalimat dalam bahasa Arab yang terdiri dari 2 kelompok isim (kata benda), isim yang pertama adalah mubtada', dan isim yang kedua adalah khobar. Jumlah ismiyah termasuk jumlah mufidah, yaitu kalimat yang maknanya dapat kita pahami dengan sempurna.
contohnya sebagai berikut:
الشَارِعُ مُزْدَحِمٌّ
Jalan Itu Ramai
 
الفَصْلُ جَمِيْلٌ
Kelas Itu Bagus
 
Penjelasan mengenai Mubtada' dan Khobar kita bahas pada Bab berikutnya ya...

Tanda tanda jar

Tanda-Tanda Jar
Seperti yang telah saya janjikan pada Bab 21, pada kali ini saya akan membahas tanda-tanda jar. Sebagaimana telah kita pelajari dalam pelajaran sebelumnya, Isim yang terletak setelah Harfu Jar dan Dhorof akan menjadi Majrur. Bagaimana bentuk majrur tersebut? Itulah yang saya maksudkan dengan 'alamatu jar atau tanda-tanda Jar yang akan sama-sama kita pelajari kali ini.
 
A. Tanda Jar untuk Isim Mufrad
Apabila ada salah satu huruf Jar atau Dhorof mendahului isim mufrod, maka tanda jar nya adalah Kasroh pada huruf terakhir isim tersebut. Perhatikan contoh berikut:

 
B. Tanda Jar untuk Isim Mutsanna
Apabila ada salah satu huruf Jar atau Dhorof mendahului isim mutsanna, maka tanda jar nya adalah Ya'. Perhatikan contoh berikut:

Kata مَكْتَبَيْنِ aslinya adalah مَكْتَبَانِ .
 
C. Tanda Jar untuk Jamak Mudzakkar Salim
Apabila ada salah satu huruf Jar atau Dhorof mendahului isim Jamak Mudzakkar Salim, maka tanda jar nya adalah Ya'. Perhatikan contoh berikut:

Aslinya jika tidak didahului 'ala adalah  الْمُسْلِمُونَ
 
D. Tanda Jar untuk Isim Muannats Salim.
Apabila ada salah satu huruf Jar atau Dhorof mendahului isim Jamak Muannats Salim, maka tanda jar nya adalah Kasroh. Perhatikan contoh berikut:
عَلَ الْمُسْلِمَاتِ
 
E. Tanda Jar untuk Isim Jamak Taksir.
Tanda Jar untuk Isim Jamak Taksir sama dengan poin A

Dhorof makan dan dhorof zaman

Belajar Bahasa Arab

Dhorof Makan dan Dhorof Zaman
Sebelum saya sampaikan tentang pengertian Majrur sebagaimana telah saya janjikan sebelumnya, saya akan menyampaikan terlebih dahulu tentang Dhorof (ظَرْفُ). Dhorof (Dhorfun) jika saya jelaskan dengan bahasa saya adalah kata dalam Bahasa Arab yang menyatakan Posisi tempat dan waktu.
Dhorof dibagi menjadi Dua macam:
 
A. Dhorfu Makan (الظَرْفُ الْمَكَانُ)
Yaitu Dhorof yang membahas ten
berikut:
No Dhorof Makan Cara Bacanya Artinya
1 أَمَامَ Amaama Di depan
2 وَرَاءَ Waroo a Di belakang
3 جَانِبَ Jaaniba Di samping
4 عَلَي 'ala Di atas (nempel)
5 فَوْقَ Fauqo Di atas (tidak nempel)
6 تَحْتَ Tahta Di bawah
7 بَيْنَ Baina Di antara
 
B. Dhorfu Zaman (الظَّرْفُ الزَّمَانُ)
Yaitu Dhorof yang membahas tentang posisi-posisi Waktu dalam Bahasa Arab. Beberapa Dhorof Makan dapat Anda lihat di tabel berikut:
No Dhorfu Zaman Cara Membaca Arti
1 قَبْلَ Qobla Sebelum
2 بَعْدَ Ba'da Setelah
 
Demikian pembahasan tentang Dhorof, Semoga bermanfaat

Harfu jar

Belajar Bahasa Arab

Harfu Jar
Harfu jar itu apa? Dari namanya saja sudah asing? Mungkin begitu komentar Pembaca yang baru belajar bahasa arab. Tetapi sebenarnya materi harfu jar ini tidak sesulit dan seasing namanya. Harfu jar atau huruf jar jika dalam tata bahasa inggris agak mirip dengan Preposition (kata depan), walaupun tidak sama persis. Jadi teman-teman yang sudah mahir bahasa inggris pasti sudah tidak kesulitan dalam memahami harfu jar ini. Beberapa Huruf jar tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:
  Huruf Jar Cara Bacanya Arti
1 مِنْ Min Dari
2 إِلَى Ila Ke
3 عَنْ 'an Dari
4 عَلَى 'ala Di atas
5 فِى Fii Di
6 بِ Bi Dengan
7 لِ Li Milik
 
Nah setelah lihat tabel di atas pasti akan bilang “O.. Cuma gitu aja”, ya, memang hanya seperti itu saja, sangat mudah bukan materi ini?. Tetapi ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan dalam pelajaran harfu jar ini, yaitu huruf jar menjadikan isim (kata benda) setelahnya Majrur nah lo! Apa lagi tu majrur? akan saya jelaskan pada bab selanjutnya!

Ism isyaroh

Belajar Bahasa Arab

Fi'il Lazim dan Fi'il Muta'adi
Pada bab ini saya ingin mengulas sedikit tentang Fi'il Lazim dan Fi'il Muta'addi. Berdasarkan kebutuhan Obyek nya, Fi'il dibagi dua macam, yaitu Fi'il Lazim dan Fi'il Mudhari'.
 
A. Fi'il Lazim
Fi'il Lazim adalah Fi'il (kata kerja) yang tidak membutuhkan Obyek (dalam Bahasa Arab istilahnya adalah Maf'ul Bih). Dalam tata bahasa Indonesia Fi'il Lazim kurang lebih sama dengan Kata Kerja Intransitif, yaitu kata kerja yang tidak membutuhkan obyek.
Berikut saya berikan beberapa contoh Fi'il Lazim:

 
B. Fi'il Muta'adi
Fi'il Muta'addi adalah Fi'il (kata kerja) yang membutuhkan Obyek (Maf'ul Bih). Dalam bahasa Indonesia kurang lebih sama dengan Kalimat Transitif. Berikut beberapa contoh Fi'il Muta'addi:

Mudah bukan. Masih banyak lagi contoh yang lain. Yang tertulis di atas hanya beberapa saja.
 
 

Fi'il lazim dan fi'il muta'adi

Belajar Bahasa Arab

Fi'il Lazim dan Fi'il Muta'adi
Pada bab ini saya ingin mengulas sedikit tentang Fi'il Lazim dan Fi'il Muta'addi. Berdasarkan kebutuhan Obyek nya, Fi'il dibagi dua macam, yaitu Fi'il Lazim dan Fi'il Mudhari'.
 
A. Fi'il Lazim
Fi'il Lazim adalah Fi'il (kata kerja) yang tidak membutuhkan Obyek (dalam Bahasa Arab istilahnya adalah Maf'ul Bih). Dalam tata bahasa Indonesia Fi'il Lazim kurang lebih sama dengan Kata Kerja Intransitif, yaitu kata kerja yang tidak membutuhkan obyek.
Berikut saya berikan beberapa contoh Fi'il Lazim:

 
B. Fi'il Muta'adi
Fi'il Muta'addi adalah Fi'il (kata kerja) yang membutuhkan Obyek (Maf'ul Bih). Dalam bahasa Indonesia kurang lebih sama dengan Kalimat Transitif. Berikut beberapa contoh Fi'il Muta'addi:

Mudah bukan. Masih banyak lagi contoh yang lain. Yang tertulis di atas hanya beberapa saja.
 
 

Fi'il amr

Fi'il 'Amr (bagian 1)
Pada seri ini kita akan belajar tentang Fi'il Amr (الْفِعْلُ الاَمْرِ). Apa itu Fi'il Amr? Fi'il Amr adalah kata kerja yang merupakan suatu perintah kepada orang lain. Singkat kata, Fi'il Amr adalah Kata Perintah. Siapa yang diperintah? Orang yang dapat kita perintah adalah orang yang menjadi lawan bicara kita. Tidak mungkin kita memerintah diri kita sendiri atau memerintah orang yang tidak ada.
Berikut beberapa contoh kata perintah dalam Bahasa Arab :
يَاأَحْمَدُ, إِجْلِسْ عَلَي الْكُرْسِيِّ
إِغْسِلْ لِبَاسَكَ
إِذْهَبْ إِلَي جَاكَرْتَا
Arti ke tiga kalimat tersebut adalah:
1. Hai Ahmad, duduklah di atas kursi!
2. Cucilah bajumu!
3. Pergilah ke Jakarta!
 
Kata yang tebal dan miring tersebut adalah Fi'il Amr atau Kata Perintah. Bagaimana cara membuat Fi'il Amr? Insya Allah akan dibahas pada bab selanjutnya.
 Belajar Bahasa Arab

Fi'il 'Amr (bagian 2)
Pada pembahasan sebelumnya kita telah belajar tentang pengertian Fi'il Amr. Pada bab ke-16 ini kita akan belajar tentang Tashrif Fi'il Amr. Masih ingat pengertian Tashrif kan? yupz, Tashrif adalah perubahan bentuk suatu kata Bahasa Arab ke dalam bentuk yang lain. Sebagai contoh kita telah belajar Tashrif Fi'l Madhi dan Tashrif Fi'il Mudhari' pada pelajaran sebelumnya.Ternyata bukan hanya Fi'il Madhi dan Fi'il Mudhari' saja yang mempunyai Tashrif. Fi'il Amr juga mempunyai Tashrif.
Seperti apa Tashrif Fi'il Amr?
Pada Seri sebelumnya kita sudah belajar bahwa Fi'il Amr atau kata perintah dalam Bahasa Arab hanya ditujukan untuk lawan bicara atau kata ganti orang kedua. Kata ganti orang kedua ini bisa Mufrod, Mutsanna, ataupun Jamak. Masih ingat tabel Dhomir pada bab ke-10? jika anda lupa, silahkan buka kembali bab ke 10. Pada bab tersebut kita telah belajar bahwa Dhomir atau kata ganti dalam bahasa arab ada 14. Dari ke 14 dhomir tersebut mana saja yang termasuk kata ganti orang ke 2?
Yupz.. Jawaban Anda benar sekali. Dari 14 Dhomir tersebut ada 6 yang termasuk kata ganti orang kedua. Supaya lebih jelas saya cantumkan kembali tabel Dhomir pada Seri-10 :
DhomirCara MembacaArti
هُوَHuwaDia (laki-laki) (1 orang)
هُمَاHumaDia (laki-laki) (2 orang)
هُمْHumDia (laki-laki) (3 orang)/ biasa disebut “mereka”
هِيَHiyaDia (perempuan) (1 orang)
هُمَاHumaDia (perempuan) (2 orang)
هُنَّHunnaDia (perempuan) (3 orang) / biasa disebut “mereka”
أَنْتَAntakamu (laki-laki) (1 orang)
أَنْتُمَاAntumakamu (laki-laki) (2 orang)
أَنْتُمْAntumkamu (laki-laki) (3 orang)/ biasa disebut “kalian”
أَنْتِAntikamu (perempuan) (1 orang)
أَنْتُمَاAntumakamu (perempuan) (2 orang)
أَنْتُنَّAntunnakamu (perempuan) (3 orang)/ biasa disebut “kalian”
أَنَاAnaaSaya
نَحْنُNahnuKami/Kita
 
yang bertuliskan miring pada tabel (anta, dst) tersebut adalah yang termasuk kata ganti orang ke-2.
 
Bagaimana penerapannya dalam Fi'il Amr?
Bentuk Fi'il Amr berubah sesuai orang yang diperintahnya. Supaya lebih jelas kita langsung ke contoh saja.
Kata perintah untuk Duduk adalah  :
إِجْلِسْ (duduklah!)
Dari kata tersebut akan kita coba Tashrifkan ke 6 Dhomir sebagaimana tabel di atas. Perhatikan Tabel berikut:
dhomirbentuk fi'il amrarti
أَنْتَ
إِجْلِسْ
kamu Duduk!
(laki-laki) (1 orang)
أَنْتُمَاإِجْلِسَا
kamu berdua Duduk!
(laki-laki) (2 orang)
أَنْتُمْإِجْلِسُوا
kalian  Duduk!
(laki-laki) (3 orang)/biasa disebut “kalian”
أَنْتِإِجْلِسِى
kamu  Duduk!
(perempuan) (1 orang)
أَنْتُمَاإِجْلِسَا
kamu berdua Duduk!
(perempuan) (2 orang)
أَنْتُنَّإِجْلِسْنَ
kalian  Duduk!
(perempuan) (3 orang)/biasa disebut “kalian”
 
Perhatikan perubahan di bagian belakang dari kata-kata di atas. Seperti itulah perubahan Fi'il Amr. Pada Fi'il Amr bagian ketiga kita akan belajar cara membuat Fi'il Amr.
 Belajar Bahasa Arab

Fi'il 'Amr (bagian 3)
Pada bab ini kita akan belajar bagaimana cara membuat Fi'il Amr. Pada kali ini kita akan belajar membuat Fi'il Amr dari 4 pola kata yang berbeda. Sebenarnya ada banyak pola dalam membentuk Fi'il Amr, tetapi dalam artikel ini saya akan menguraikan 4 cara saja yang menurut saya banyak dipakai.
Cara Membuat Fi'il Amr Cara I
Pada cara I kita akan belajar membuat Fi'il Amr dari kata yang berpola  atau berwazan:
Belajar Bahasa Arab

Fi'il 'Amr (bagian 4)
Fi'il Amr bagian keempat ini adalah tulisan terakhir dari 4 seri tulisan tentang Fi'il Amr. Pada Seri Bahasa Arab Pemula ke 17 (bagian ketiga) kita sudah belajar 2 cara membuat Fi'il Amr. Saat ini kita akan belajar kelanjutannya. Yaitu cara 3 dan cara 4. Baik langsung saja kita mulai, cekidot :
Cara Membuat Fi'il Amr III
Cara ke 3 ini kita gunakan apabila Fi'il yang akan kita ubah berpola :

Cara membuatnya adalah sebagai be

Tabel tashrif lughowi fi'il madhi & fi'il mudhori

Tabel Tashrif Lughowi Fi'il Madhi & Mudhori'
Pada pembahasan Tashrif Lughawi Fi'il Madhi dan Tashrif Lughawi Fi'il Mudhari' kita sudah belajar tentang tashrif atau perubahan bentuk fi'il berdasarkan ke 14 Dhomir atau kata gantinya.
Pada kali ini saya hanya akan memberikan sebuah tabel tashrif lughawi fi'il madhi dan mudhari. Semoga bisa mempermudah kita dalam memahami Tashrif Lughawi Fi'il Madhi dan Mudhari'. Berikut ini tabelnya:

Tashrif lughowi fi'il mudjori

Belajar Bahasa Arab

Tashrif Lughowi Fi'il Mudhori'
Penjelasan bab ini tidak jauh berbeda dengan pembahasan Tashrif Lughowi Fi'il Madhi. Perbedaanya adalah yang akan kita Tashrifkan adalah Fi'il Mudhari', bukan Fi'il Madhi.
Sebagaimana telah kita pelajari dalam Bab 9, bahwa Fi'il Mudhari' adalah Kata Kerja dalam Bahasa Arab yang menunjukkan suatu pekerjaan yang dilakukan pada waktu Sekarang dan yang akan datang. Setiap Fi'il selalu berubah bentuknya mengikuti subjek atau pelakunya, perubahan inilah yang dinamakan Tashrif Lughawi.
Subjek dalam Bahasa Arab berjumlah 14 (Jika Anda lupa atau belum tahu silahkan buka bab "dhomir"). Sehingga Fi'il juga berubah bentuk menjadi 14 macam. Perubahan bentuk ini hanya berupa penambahan huruf di depan atau/dan belakang fi'il Mudhari' tersebut.
Silahkan lihat tabel berikut untuk lebih jelasnya:

 

Tashrif Lughowi Fi'il Madhi

Apakah Tashrif Lughowi itu? Bagi Anda yang sudah akrab dengan Bahasa Arab tentu kata tersebut sudah tidak asing lagi. Tetapi bagi yang masih awam mungkin mendengar kata tersebut saja belum pernah.
Tashrif Lughowi adalah perubahan bentuk fi'il atau kata kerja dalam Bahasa Arab yang terjadi karena perubahan Subjek. Dengan kata lain, Fi'il berubah bentuk mengikuti Subjek atau pelakunya. Misalnya ada kata kerja "Membaca" dalam Bahasa Arab. Kata "membaca" dalam kalimat "Saya membaca" dan "kamu membaca" berbeda dalam Bahasa Arab karena pelakunya berbeda, yaitu Saya dan Kamu.
Subjek dalam Bahasa Arab ada 14. Jika Anda lupa atau belum tahu dapat dilihat pada bab dhomir. Berarti bentuk Fi'il Madhi pun berubah menjadi 14 macam juga. Tetapi ini tidak sulit, perubahan bentuknya hanya berupa penambahan beberapa huruf di depan, belakang atau depan dan belakang dari Fi'il Madhi tersebut.

Dhomir muttashil

Sebenarnya bab ini tidak begitu nyambung dengan bab Fi’il yang kita bahas sebelumnya. Akan tetapi karena pada bab sebelum ini kita sudah membahas tentang Dhomir, tidak ada salahnya bila dalam bab ini kita bahas “temannya” Dhomir, yaitu Dhomir Muttashil.
Dhomir Muttashil adalah Dhomir yang tidak dapat berdiri sendiri  alias harus menyatu dengan Isim. Dhomir Muttashil digunakan untuk menyatakan kepemilikan. Dhomir Muttashil terletak dibelakang Isim, dalam contoh di atas isimnya adalah كِتَابٌ  yang artinya adalah BUKU. Kata tersebut bisa diganti dengan Isim yang lain sesuka Anda. Masih bingung?

Dhomir

Sebelum melanjutkan pembahasan tentang Fi'il, Saya akan menyisipkan sedikit pembahasan tentang Dhomir terlebih dahulu. Pengetahuan tentang Dhomir ini akan sangat membantu dalam memahami Fi'il.
Apa itu Dhomir?
Dhomir adalah Kata Ganti. Misalnya dalam bahasa Indonesia terdapat kata ganti Saya, Kamu, Kalian, Dia, Mereka, Kami, dan Kita. Kata "Ahmad pergi ke pasar." dapat diganti "Dia pergi ke pasar". Kata "Dia dalam kalimat kedua menggantikan kata "Ahmad" dalam kalimat pertama.
Bahasa Arab pun tidak jauh berbeda.Terdapat 14 Dhomir atau kata ganti dalam bahasa Arab. Silahkan dilihat pada tabel berikut:
Dhomir Cara Membaca Arti
هُوَ Huwa Dia (laki-laki) (1 orang)
هُمَا Huma Dia (laki-laki) (2 orang)
هُمْ Hum Dia (laki-laki) (3 orang)/ biasa disebut “mereka”
هِيَ Hiya Dia (perempuan) (1 orang)
هُمَا Huma Dia (perempuan) (2 orang)
هُنَّ Hunna Dia (perempuan) (3 orang) / biasa disebut “mereka”
أَنْتَ Anta kamu (laki-laki) (1 orang)
أَنْتُمَا Antuma kamu (laki-laki) (2 orang)
أَنْتُمْ Antum kamu (laki-laki) (3 orang)/ biasa disebut “kalian”
أَنْتِ Anti kamu (perempuan) (1 orang)
أَنْتُمَا Antuma kamu (perempuan) (2 orang)
أَنْتُنَّ Antunna kamu (perempuan) (3 orang)/ biasa disebut “kalian”
أَنَا Anaa Saya
نَحْنُ Nahnu Kami/Kita
 
Ke-14 Dhomir tersebut harus dihafalkan. Karena banyak pembahasan dalam Bahasa  Arab yang berhubungan dengan Dhomir ini. Agar lebih mudah dalam menghafalkan sebaiknya berurutan dari atas ke bawah.

Fi'il madhi dan fi'il mudhori

Menurut waktunya, Fi'il dibagi dua, yaitu Fi'il Madhi dan Fi'il Mudhari'. Nama kedua fi'il tersebut tampak susah, tetapi jangan khawatir, sebenarnya sangat mudah kok memahaminya.
Fi'il Madhi adalah Fi'il atau Kata Kerja dalam Bahasa Arab yang digunakan untuk menyatakan pekerjaan yang SUDAH dikerjakan (lampau).
Fi'il Mudhari' adalah fi'il atau Kata Kerja dalam Bahasa Arab yang digunakan untuk menyatakan pekerjaan yang SEDANG atau AKAN dikerjakan.
Lalu bagaimana cara membedakannya?
Langsung ke contoh saja, misalnya kita mencari terjemah Bahasa Arab dari kata "duduk" di dalam kamus, maka kita akan mendapati kata berikut:

 
Jadi, jika kalimat tersebut menyatakan pekerjaan yang sudah terjadi maka harus menggunakan Fi'il Madhi, begitu juga sebaliknya, jika pekerjaan terjadi di masa kini atau masa mendatang maka harus menggunakan Fi'il Mudhari'.
Jelas bukan? Sedikit catatan, Fi'il Mudhari' selalu diawali oleh salah satu dari huruf : أ, ت, ي, ن
Penggunaan lebih jelasnya akan kita bahas pada bab berikutnya.

Fi'il

Pada kali ini kita akan belajar bersama tentang Fi’il. Apa itu Fi’il? Kata sebenarnya dari Fi’il adalah Fi’lun (فِعْلٌ). Entah kenapa orang Indonesia lebih akrab dengan kata Fi’il, mungkin karena lebih mudah diucapkan. Fi’il adalah suatu kata yang menunjukkan perbuatan yang dilakukan pada waktu tertentu. Atau dengan kata lain Fi’il adalah Kata Kerja dalam Bahasa Arab.
Berikut beberapa contoh Fi’il :
Belajar تَعَلَّمَ-يَتَعَلَّمُ
Sholat صَلَّى-يُصَلِّى
Tidur نَامَ-يَنَامُ
Mencuci غَسَلَ-يَغْسِلُ
Menulis كَتَبَ-يَكْتُبُ
 
Penggunaan dan macam-macam Fi’il akan kita bahas pada bab selanjutnya. 

Macam macam jama

Kita telah belajar pembagian Isim berdasarkan Jumlahnya. Berdasarkan Jumlahnya Isim dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Isim Mufrod, Isim Mutsanna, dan Isim Jamak.
Isim Jamak adalah Isim yang digunakan untuk menunjukkan kata benda yang berjumlah lebih dari Dua alias Tiga keatas. Jadi  Isim Jamak kita gunakan untuk menyatakan misalnya : Meja 3 buah, kursi 4 buah, Rumah 9 buah dan lain sebagainya.
Isim Jamak terdiri atas Tiga Jenis, yaitu:
 
A. Jamak Mudzakkar Salim
Jamak Mudzakkar Salim adalah jenis isim jamak yang digunakan untuk menyatakan bentuk jamak dari isim mudzakkar yang bentuknya mengikuti suatu pola yang pasti. Cara membuat Jamak Mudzakkar Salim adalah dengan menambahkan huruf wawu dan nun di belakang Isim Mufrod atau bentuk tunggalnya. Lebih jelasnya perhatikan beberapa contoh berikut :
No Isim Mufrod Jama' Mudzakkar Saliim
1 مُسْلِمٌ مُسْلِمُوْنَ
2 مُؤْمِنٌ مُؤْمِنُوْنَ
3 حَاضِرٌ حَاضِرُوْنَ
4 كَافِرٌ كَافِرُوْنَ
5 مُنَافِقٌ مُنَافِقُوْنَ
 
B. Jamak Muannats Saliim
Jamak Muannats Salim adalah jenis jamak yang digunakan untuk menyatakan bentuk jamak dari Isim Muannats yang bentuknya mengikuti suatu pola yang pasti. Cara membuat Jamak Muannats Salim adalah denga menambahkan huruf Alif dan ta’ di belakang Isim Mufrodnya. Perhatikan contoh berikut:
No Isim Mufrod Jama' Muannats Saliim
1 مُسْلِمَةٌ مُسْلِمَاتٌ
2 مُؤْمِنَةٌ مُؤْمِنَاتٌ
3 حَاضِرَةٌ حَاضِرَاتٌ
4 كَافِرَةٌ كَافِرَاتٌ
5 مُنَافِقَةٌ مُنَافِقَاتٌ
 
C. Jamak Taksir
Jamak Taksir adalah bentuk  jamak yang tidak ada pola pasti dalam pembentukannya. Berbeda dengan dua jenis jamak terdahulu yang mempunyai cara pasti dalam membuat bentuk Jamaknya. Jadi jenis Jamak ini harus kita hafalkan bentuk jamak dari masing-masing Isim.
No Isim Mufrod Jama' Taksir
1 مَكْتَبٌ مَكَاتِبُ
2 كِتَابٌ كُتُبٌ
3 كُرْسِيٌّ كَرَاسِيٌّ
4 أُسْتَاذٌ أَسَاتِذُ
5 قَلَمٌ أَقْلاَمٌ
 
Demikianlah jenis-jenis Jamak dalam Bahasa Arab.

Im mufrod tasniyah & jama

Pada bagian sebelumnya kita telah belajar tentang klasifikasi Isim berdasarkan pada Jenisnya. Pada kali ini kita akan belajar bersama-sama tentang klasifikasi Isim berdasarkan Jumlahnya. Dalam Bahasa Arab Isim dibagi 3 jenis, yaitu bentuk tunggal, dual, dan jamak. Hal ini sedikit berbeda dengan Bahasa Inggris, dalam Bahasa Inggris hanya ada bentuk tunggal dan jamak saja.
Menurut Jumlahnya, Isim dibagi menjadi Tiga jenis, yaitu :
Pertama adalah Isim Mufrod, Isim Mufrod adalah Isim yang berjumlah tunggal atau satu. Bentuk dasar dari Isim adalah mufrod. Jika Anda mencari arti dari suatu kata benda di Kamus, Kata yang Anda temukan adalah kata tunggal atau disebut Isim Mufrod.
Kedua adalah Isim Mutsanna. Isim Mutsanna adalah Isim yang berjumlah Dua. Isim Mutsanna ini dapat dibuat dengan menambahkan Alif dan Nun di belakang Isim Mufrod.
Isim Mufrod Isim Mutsanna
بَيْتٌ rumah 1 buah بَيْتَانِ rumah 2 buah
بَابٌ pintu 1 buah بَابَانِ pintu 2 buah
مَدْرَسَةٌ sekolah 1 buah مَدْرَسَتَانِ sekolah 2 buah
سَاعَةٌ jam 1 buah سَاعَتَانِ jam 2 buah
مَسْحِدٌ masjid 1 buah مَسْحِدَانِ masjid 2 buah
 
Ketiga adalah Isim Jamak. Isim Jamak adalah Isim yang berjumlah Tiga atau lebih. Isim Jamak dibagi menjadi Tiga macam, yaitu: Jamak Mudzakkar Salim, Jamak Muannats Salim, dan Jamak Taksir. Mengenai jenis-jenis Isim Jamak akan kita bahasa pada bagian selanjutnya.

Ism muannas&muzakar

Pada bagian ke-4, kita sudah belajar tentang Isim. Pada bagian ini dan beberapa bagian selanjutnya kita akan belajar tentang pembagian Isim berdasarkan kategori tertentu. Pada kali ini kita akan belajar tentang pembagian Isim menurut Jenisnya.
Menurut jenisnya, Isim dibagi menjadi dua, yaitu Isim Mudzakkar dan Isim Muannats.
Isim Mudzakkar adalah Isim yang dianggap "Laki-laki". Lantas apa saja ciri-ciriIsim Mudzakkar? Secara singkat ciri Isim Mudzakkar adalah:
A. Isim yang TIDAK berakhiran Ta' Marbuthah (ة). Contohnya adalah :
Rumah بَيْتٌ
Guru مُدَرِّسٌ
Meja مَكْتَبٌ
Buku كِتَابٌ
Pintu بَابٌ
 
B. Isim yang menunjukkan laki-laki (walaupun berakhiran Ta' Marbuthah),
Contohnya:
Keterangan Arti Isim
Nama Orang Usamah أُسَامَةٌ
Nama Orang Muawiyah مُعَاوِيَةٌ
Nama Orang Hamzah حَمْزَةٌ
 
Isim Muannats adalah isim yang menunjukkan "Perempuan". Berikut adalah Ciri-ciri dan contoh Isim Muannats :
- Isim berakhiran Ta' Marbuthah.
- Nama Kota/Negara/Daerah
- Menunjukkan nama Perempuan walaupun tidak berakhiran Ta' Marbuthah.
- Jamak Taksir
 
Contohnya sebagai berikut:
Isim berakhiran Ta' Marbutoh sekolah مَدْرَسَةٌ
jam سَاعَةٌ
Nama Perempuan fatimah فَتْمَى
lisa لِيْسَى
Nama Negara Indonesia إِنْدُوْنِسِيَا
Amerika أَمْرِيْقَا
Jamak Taksir Buku-Buku كُتُبٌ
Meja-Meja مَكَاتِبُ
 
Apakah Jamak Taksir itu? Jamak Taksir adalah kata yang menunjukkan benda jamak (lebih dari 2) dan tidak ada pola yang teratur dalam pembentukannya. Lebih jelasnya akan kita bahas pada bab berikutnya.
 

Ism

Kita telah belajar bahwa kata dalam Bahasa Arab terdiri dari tiga jenis, salah satunya adalah Isim. Pada kali ini kita akan mempelajari Isim secara lebih jauh.
Isim secara bahasa artinya adalah Nama. Segala sesuatu yang mempunyai nama pasti adalah isim. Entah itu Nama Orang, Nama Hewan, Nama Tumbuhan, Nama Daerah, Nama Benda dan lainnya. Baik benda itu terlihat ataupun tidak terlihat.
Berikut ini adalah contoh beberapa Isim:
ISIM ARTI KETERANGAN
أَحْمَدُ Ahmad Nama Orang
قِطٌّ Kucing Nama Hewan
بَنْدُنْجْ Bandung Nama Kota/Tempat
بَيْتٌ Rumah Nama Benda (terlihat)
لَجْنَةٌ Kepanitiaan Nama Benda (tidak terlihat
 
Contoh di atas baru sebagian kecil saja. Masih banyak contoh-contoh isim yang lainnya.
 
Ciri - ciri Isim:
Ciri isim yang paling menonjol adalah bahwa isim bisa dimasuki oleh Tanwin -ً--ٍ-ٌ-- dan Lam Alif (ال)
 

Jenis kata dalam bahasa arab

Bahasa Arab sama seperti bahasa yang lain. Kalimat terdiri dari kumpulan beberapa kata. Jenis kata dalam Bahasa Arab terdiri dari 3 jenis, yaitu : ISIM, FI'IL dan HARF. berikut uraian singkat dari ketiga jenis kata tersebut.
ISIM adalah Kata Benda atau segala sesuatu yang dikategorikan kata benda baik yang terlihat ataupun yang tidak terlihat. Yang termasuk kata benda diantaranya adalah Nama Orang, Nama Hewan, Tumbuhan, Nama Kota/Negara dan Nama Benda lainnya. Benda hidup dan mati semuanya termasuk Isim.

FI'IL adalah Kata dalam Bahasa Arab yang menunjukkan suatu pekerjaan pada waktu tertentu. Setiap kata kerja dalam Bahasa Arab pasti Fi'il, baik pekerjaan yang disengaja (seperti belajar, makan, mencuci) maupun pekerjaan yang tidak disengaja (mengantuk, tidur, tertawa).mudah bukan?

HARF adalah kata dalam Bahasa Arab yang tidak dapat berdiri sendiri. contohnya : di atas, di dalam, ke, dari, dan lainnya. maksud tidak bisa berdiri sendiri adalah kata tersebut tidak mempunyai arti yang dapat dipahami jika tanpa didampingi kata yang lain. contohnya kata "di atas" saja, kita tidak bisa memahami apa maksudnya, akan timbul pertanyaan "siapa yang di atas?" atau "Apanya yang di atas?". oleh karena itu Harf selalu membutuhkan kata yang lain.

Demikian jenis kata dalam Bahasa Arab. Dalam artikel ini sengaja belum saya beri tulisan Arab sedikitpun dengan maksud untuk mempermudah logika berpikir para Pembaca yang masih sangat awam terhadap Bahasa Arab.

Pengertian nahwu shorof

Tata Bahasa Arab secara garis besar terdiri dari dua hal, yaitu Nahwu dan Shorof.
Nahwu adalah kaidah atau aturan dalam tata bahasa Arab yang mengatur hubungan antar kata. Dalam istilah yang lebih umum disebut ilmu Sintaksis. Menurut kitab Mulakhos Qowaidul Lughoh, Nahwu adalah ilmu yang mempelajari kaidah untuk mengenal fungsi-fungsi kata yang masuk pada kalimat, mengenal hukum akhir kata, dan untuk mengenal cara mengi’rob.
Shorof adalah kaidah atau aturan dalam bahasa Arab yang mengatur perubahan suatu kata ke bentuk lainnya. Dalam istilah ilmu bahasa disebut Morfologi. Bahasa Arab bisa menjadi bahasa yang berusia sangat tua seperti saat ini salah satu penyebabnya karena bahasa Arab mempunyai Shorof ini. Sehingga apabila ada kosa kata baru yang muncul dalam bahasa Arab langsung dapat diketahui bahasa Arabnya dengan ilmu Shorof.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa Ilmu Nahwu adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar kata dalam bahasa Arab, Sedangkan Ilmu Shorof adalah ilmu yang mempelajari perubahan bentuk suatu kata.

Pendahuluan

Bahasa Arab adalah salah satu bahasa asing yang mempunyai tempat istimewa di Indonesia. Sejak kecil orang tua kita sudah menyuruh belajar membaca Al-Qur'an (yang berbahasa Arab). Bahkan sebagian masyarakat kita lebih dahulu bisa membaca Al-Qur'an daripada menguasai Bahasa Indonesia. Hal ini mungkin karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, dan sumber belajar agama Islam mayoritas berbahasa Arab.Sehingga ada tuntutan untuk lebih menguasai Bahasa Arab dibanding bahasa asing lain.
Harus kita akui bahwa Bahasa Arab adalah bahasa yang rumit. Banyak aspek yang sangat berbeda dibandingkan bahasa ibu kita. Intonasi, Tata Bahasa, Tulisan dan Strukturnya sangat jauh berbeda. Sehingga banyak orang Indonesia yang merasa sulit belajar Bahasa Arab.